Walaupun istilah 'komunikasi' sudah sangat akrab di telinga namun membuat definisi mengenai komunikasi ternyata tidaklah semudah yang diperkirakan. Stephen W. Littlejohn mengatakan: Communication is difficult to define. The word is abstract and, like most terms, posses numerous meanings (Komunikasi sulit untuk didefinisikan. Kata 'komunikasi' bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah, memiliki banyak arti).[1]Kesulitan dalam mendefinisikan kata 'komunikasi', baik bagi kepentingan akademis maupun penelitian, disebabkan kata kerja 'to communicate' (berkomunikasi) sudah sangat mapan sebagai kosa kata yang sangat umum dan karenanya tidak mudah ditangkap maknanya untuk keperluan ilmiah. Kata komunikasi menjadi salah satu kata yang paling sering digunakan dalam percakapan baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia.[2] Para ahli telah melakukan berbagai upaya untuk mendefinisikan komunikasi, namun membangun suatu definisi tunggal mengenai komunikasi terbukti tidak mungkin dilakukan dan mungkin juga tidak terlalu bermanfaat.[3]Frank Dance (1970) melakukan terobosan penting dalam upayanya memberikan klarifikasi terhadap pengertian komunikasi. Ia mengklasifikasikan teori komunikasi yang banyak itu berdasarkan sifat-sifatnya. Dance mengajukan sejumlah elemen dasar yang digunakan untuk membedakan komunikasi. Ia menemukan tiga hal yang disebutnya dengan 'diferensiasi konseptual kritis' (critical conceptual differentiation) yang membentuk dimensi dasar teori komunikasi yang terdiri atas: 1) dimensi level observasi; 2) dimensi kesengajaan; dan 3) dimensi penilaian normatif.[4]1. Dimensi Level ObservasiDimensi pertama adalah level observasi (level of observation). Menurutnya beberapa definisi mengenai komunikasi bersifat sangat luas (inclusive) sementara definisi lainnya bersifat terbatas. Misalnya, definisi komunikasi yang menyatakan komunikasi adalah: the process that links discontinous parts of the living world to one another (proses yang menghubungkan bagian-bagian terputus dari dunia hidup satu sama lainnya) dinilai sebagai definisi yang terlalu umum atau luas.[5] Sebaliknya definisi yang menyatakan, communication as the means of sending military messages, orders etc, as by telephone, telegraph, radio, couriers.[6] (komunikasi adalah alat untuk mengirim pesan militer, perintah dan sebagainya melalui telepon, telegraf, radio, kurir) sebagai terlalu sempit.2. Dimensi KesengajaanDimesi kedua adalah kesengajaan (intentionality). Sebagian definisi mengenai komunikasi yang dikemukakan para ahli hanya memasukkan faktor pengiriman dan penerimaan pesan yang memiliki kesengajaan atau maksud tertentu (purposeful); sementara definisi lain tidak memasukkan batasan ini. Definisi berikut ini merupakan contoh definisi yang memasukkan faktor kesengajaan atau maksud tertentu misalnya: komunikasi adalah those situations in which a source transmits a message to a receiver with conscious intent to affect the latter's behaviors.[7](situasi dimana sumber mengirimkan pesan kepada penerima dengan sengaja untuk mempengaruhi tingkah laku penerima). Sedangkan definisi yang tidak memerlukan kesengajaan atau maksud tertentu misalnya: It is a process that makes common to two or several what was the monopoly of one or some.[8](komunikasi adalah proses yang membuat dua atau beberapa orang memahami apa yang menjadi monopoli satu atau beberapa orang lainnya).3. Dimensi Penilaian NormatifDimesi ketiga adalah penilaian normatif (normative judgement). Sebagian definisi mengenai komunikasi memasukkan pernyataan keberhasilan atau keakuratan (accuracy) sedangkan definisi lainnya tidak memiliki penilaian implisit semacam itu. Definisi berikut ini, misalnya, menganggap proses komunikasi selalu berakhir dengan kesuksesan. Misalnya: Communication is the verbal interchange of a thought or idea.[9] (Komunikasi adalah pertukaran verbal dari pemikiran dan gagasan). Asumsi dari definisi ini adalah pemikiran atau gagasan itu selalu berhasil dipertukarkan. Definisi lainnya, sebaliknya, tidak menilai hasil komunikasi itu akan berhasil atau tidak. Misalnya: Communication is the transmission of information.[10] Disini terjadi pengiriman informasi, namun pengiriman itu tidak harus berhasil (diterima atau dipahami).
________________________

[1] Stephen W Littlejohn, Theories of Human Communication, Thomson Wadsworth, Sixth Edition, 1999
[2] Theodore Clevenger Jr, Can One Not Communicate? A Conflict of Model, Communication Studies 1991 dalam Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication .
[3] Stephen W Littlejohn, LocCit, hal 6
[4] Frank E.X Dance, The Concept of Communication, Journal of Communication, dalam Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, hal 6.
[5] Jurgen Ruesch, Technology and Social Communication dalam Communication Theory and Research ed. L. Thayer (1957), hal 462 dalam Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, hal 6 Terjemahan yang lebih sederhana untuk memudahkan pengertian dari definisi tersebut adalah "komunikasi adalah proses yang menghubungkan antara berbagai makhluk hidup di dunia."
[6] The American College Dictionary, Random House, New York, 1964. Hal 244 dalam Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication , hal 6.
[7] Jurgen Ruesch, OpCit
[8] Gerald R Miller (1966), On defining Communication: Another Stab, Jornal of Communication 16, hal 92, Stephen W. Littlejohn, hal 6-7
[9]John B Hoben, "English Communication at Colgate Re-Examined", Journal of Communication, 1954. Hal 5.
[10] Bernard Berelson dan Gary Steiner, Human Behavior, New York, 1965 dalam Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, hal 7.